Selasa, 28 Agustus 2012

New Moon

Udara dingin sekali dan kelam terasa begitu pekat ketika aku menyusuri malam ini. Saat aku menengadah ke langit, hanya ada bulan yg bersinar terang, indah sekali. Ini mengingatkanku pada malam-malam yg tak pernah lagi kujalani. Dan tiba-tiba aku bisa membayangkan tawa ayah. Jika aku menarik nafas dalam-dalam dan menutup mataku, aku bisa menghadirkan lagi masa-masa menyenangkan itu..


Tangan ayah selalu hangat ketika aku menggenggamnya sewaktu berjalan di sampingnya..
Ciuman di pagi hari yg selalu aku dapati ketika aku bangun tidur..
Obrolan ayah dan anak gadisnya di pagi hari sembari ia mengantarku ke kampus..
Waktu-waktu luang ayah yg selalu disempatkannya sebagai waktu kami "berkencan", dinner.. shopping.. menemaninya menghadiri resepsi.. ataupun sekedar makan siang di kantornya..
Hal-hal simpel, seperti membuatkan sarapannya, menyiapkan baju dinasnya, membuatkan teh hangat untuk menemaninya berkebun..
Wajah lelahnya ketika ia pulang dari tugas-tugas yg aku tahu sangat menekan batinnya. Namun dia masih tetap bisa tersenyum padaku..

Aku selalu menikmati wajah ayah sedang tertidur pulas. Namun tak kutemukan lagi kenikmatannya, ketika aku tahu ayah tidur dan tak akan bangun lagi untuk selama-selamanya.......


***


Aku ingat obrolan berat yg kuperbincangkan dengannya untuk terakhir kalinya. masalah cita dan cinta.
Aku memang dekat dengan ayah, namun tak segamblang itu untuk membicarakan itu. sebagai gadis aku merasa punya privacy sendiri yg menurutku ayah tak perlu tahu. seperti tidak pernah muda saja.
Memang saat itu agak terasa aneh. Ayah yg biasanya santai & cool, tiba-tiba sibuk membicarakan masa depan.
Yahh, baru sekarang aku tersadar, ternyata aku akan menjalani masa depan tanpanya. Mungkin perbincangan itu adalah tanda & isyarat darinya, bahwa ia akan pergi. Seharusnya waktu itu aku sadar, ayah mencemaskan masa depanku.
Bagaimana aku nanti jika tidak ada dia lagi..

Taukah ayah, aku terombang ambing ketika kau pergi..
Kebahagiaan  & semuanya yg kumiliki kontan terenggut dari genggamanku. aku sadar aku tak mungkin bisa menikmati segalanya seperti ketika ayah masih ada. Kini hidupku sudah berbeda.........


***


Kupandangi bulan di separuh lamunanku..
"Hei bulan, mengapa terang sekali"

Hemm.... Bulan
Yaa, Aku banyak berfikir tentang bulan. bagaimana ia terus berubah-ubah, persis hidupku dengan gelombang pasang dan surutnya.
Aku senang membayangkan diriku dilahirkan dalam naungan bulan baru.
Kemudian, dalam hari-hari tak pasti ketika aku mencari cinta, aku beranggapan bulan sedang menjadi sabit. Mungkin, bulan separuh ketika aku menjalin cinta..

Kini, aku sendirian. Bisakah aku memperoleh purnama?
Bisakah akhirnya aku mengatasi kelemahanku dan menjadi dewasa?
Aku sedang menempuh jalan hidupku yang baru, tetapi jika ia berujung di jalan buntu, kurasa aku bisa memulainya lagi dengan bulan baru yang berikutnya.

Apapun yang terjadi, kemanapun aku pergi, bulan ini akan tersenyum kepadaku dan cahayanya selembut kasih ayahku.
Tak ada gunanya berbohong atau mengelabui atau menipunya saat ini. Tak ada jalan untuk kembali ke masa ketika aku tak sanggup menatap mata ayahku........


***


Ini sudah setahun sejak kepergian ayah, Aku merenungkan kembali kehidupanku. Kini hanya ada aku, ibu, dan adik-adikku..
Awalnya aku berfikir hidupku akan semakin sulit. Tapi akhirnya aku sadar, hidup akan semakin sulit jika kita menjalaninya dengan hati yg sulit. Dan sebaliknya, hidup yg sulit akan mudah jika kita menjalaninya dengan sabar & ikhlas..

Ibuku, yg aku tidak tau hatinya terbuat dari apa.. begitu tegar.
senyumnya yg mengisyaratkan "semua akan baik-baik saja", ketika kami menangis.
Ibuku yg menopang kami, tanpa dibantu ayah.
Kini Aku tahu kenapa ayah memilih ibu sebagai istrinya. Karena dia tau, ibu bisa diandalkan, bahkan di saat dia tidak ada..

dan betapa beruntungnya aku, selain keluarga, aku juga punya mereka, bidadari-bidadari yg Allah titipkan padaku, dalam bentuk "sahabat".
Mereka yang berkata, "Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita".
Mereka yg selalu setia menemaniku dalam kegalauan.
Mereka yg menuntunku untuk semakin dekat dengan-Mu, ya Allah..


Kini aku mengerti, ini semua hikmah dari semua cobaan yg kau berikan kepadaku.
Aku memang tidak punya apapun saat ini. yang aku punya hanya kenangan dan cita-cita ayah yang harus kuteruskan, 'Ayah hanya ingin aku bahagia'.. Dan mereka semua yg memotivasiku. Semua itu lebih berharga dibandingkan apa saja.
Aku ingin jadi perempuan yang baik, dan lebih baik lagi..

Sudah sangat terlambat untuk memberikan ayah kebahagiaan. Tapi aku berharap ayah akhirnya akan menemukan perasaan tenteram dengan melihat aku berhasil menemukan kebahagiaanku nantinya..


























facebook, 10 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar